![]() |
Foto: aksiku.com |
Tentang Penulis ;
Imam yang dikenal sebagai Hujjah al-Islam al-Ghazali
bernama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali
ath-Thusi an-Naisaburi. Beliau seorang fakih dan sufi bermazhab Syafi’i dalam
fiqih dan mengikuti firqah Asy’ari dalam
hal akidah. Al-Ghazali lahir di kota Thus pada tahun 450 H tempat dimana ia
mempelajari ilmu fiqih pada masa kanak-kanaknya sebelum datang ke Naisabur
untuk mendapatkan pelajaran-pelajaran yang diberikan Imam al-Haramain.
Pada usia 39 tahun al-Ghazali datang ke Damaskus dalam
waktu yang tidak lama, dan setelahnya melanjutkan ke Baitulmaqdis dan mulai
mengarang kitabnya al-Ihya’ untuk
melawan hawa nafsu, merubah akhlak, memperbaiki tabiat dan membersihkan
kehidupannya.
Al-Ghazali telah melahirkan sekian banyak karya, namun
para peneliti menemukan jumlah yang berbeda atas karangannya. As-Subki menyebut
58 karangan, sementara Thasy Kubra Zadah menemukan 80 karangan. Dr. Abdurrahman
Badawi bahkan menemukan 457 karangan al-Ghazali.
Dari jumlah tersebut tentu saja membutuhkan ruang yang
sangat lebar untuk menyebutnya sacara utuh. Namun beberapa dari karya beliau
adalah; Ihya ‘Ulum ad-Din (Bulaq,
1269 H), Al-Adab fi ad-Din (Kairo
1910 M), Al-Arba’in fi Ushul ad-Din (Kairo,
1910 M), Asas al-Qiyas (mesir, 1907
M), Al-Iqtishad fi al-I’tiqad (Kairo,
1320 H), Tahafut al-Falasifah (Kairo,
1302).
Menurut Ibn ‘Asakir, al-Ghazali berpulang ke
rahmatullah pada Senin 14 Jumadilakhir 505 H. Sebuah pesan yang dicatat Ibn
al-Jauzi ketika al-Ghazali diminta pesannya oleh salah seorang sahabatnya
“Berilah aku pesan”, maka al-Ghazali menjawab, “Hendaklah engkau selalu
ikhlas.” Ia terus mengulangi pesannya itu sampai wafat.
Ulasan Buku
Buku
yang berisi sekumpulan hikmah penciptaan ini telah ditahqiq oleh Muhammad
‘Abdul Khaliq ‘Abdul Qadir Ahmad ‘Atha. Karya asli dari karya ini telah dicetak
beberapa kali di Kairo pada tahun 1321 H, 1905 M, dan 1908 M. Cetakan
pertamanya sesuai dengan naskah tulisan tangan yang terdapat di Berlin.
Buku ini
diterjemahkan dengan mengikuti tata Bahasa Arab, sehingga membacanya penuh
sentuhan jawi dan Bahasa-bahasa yang sejuk. Pesan inti dari buku ini sebenarnya
menuntun dan menunjukkan jalan untuk mengenal Allah dan mengagungkan-Nya dengan
cara mengetahui dan memahami makhluk-makhluk-Nya. Dengan memikirkan
keajaiban-keajaiban ciptaan-Nya dan memahami hikmah tentang bermacam-macam
buatan-Nya, maka semua itu menyebabkan keyakinan yang kuat.
Semua
hati akan tergugah ketika benar-benar memahami makna yang terkandung dalam QS.
Qaaf : 6 misalnya, ketika Allah berfirman; “Maka
apakah mereka tidak memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana
Kami meninggikan dan menghiasinya, dan langit itu tidak mempunyai retak
sedikitpun.”
Dengan perenungan alam pikiran, Anda akan mendapatkan bahwa ia
bagaikan sebuah rumah yang dibangun dan di dalamnya tersedia semua yang
dibutuhkan oleh rumah itu. Langit ditinggikan bagaikan atap, bumi dihamparkan
bagaikan lantai, bintang-bintang dipasang bagaikan pelita, dan permata-permata
disimpan bagaikan simpanan. Semua itu disiapkan dan disediakan untuk
kepentingan alam itu sendiri. Manusia bagaikan pemilik rumah yang dianugerahkan
itu dengan segala isinya. Berbagai jenis tumbuhan disediakan untuk kebutuhannya
dan bermacam-macam hewan diberikan untuk kepentingannya.
Lihatlah
bumi yang terhampar begitu luas agar makhluk dapt berpindah-pindah untuk
mencari kebutuhan-kebutuhan mereka. Sungguh jika bumi diciptakan bergetar, maka
manusia tidak dapat bekerja dengan teliti. Seberapa besar karunia-Nya yang
terkandung di dalam perut bumi? Emas, perak, yaqut, zamrud, besi, tembaga,
timah, arsenic, marmer, kapur dan minyak adalah kandungan yang memberi manfaat
kepada manusia. Keadaan bumi yang lunak juga membuat manusia dapat menggali
sumur-sumur dimana saja ia perlukan.
Siapakah
kita sehingga Allah SWT menciptakan berbagai binatang untuk kebutuhan manusia? ”Dan Dia telah menciptakan kuda, bighal, dan
keledai agar kamu menungganginya dan menajdikannya sebagai perhiasan.” (QS.
An-Nahl : 8). Allah menciptakannya dengan daging yang melekat pada
tulang-tulang yang keras yang menahannya, dengan urat-urat dan saraf yang
keras. Sebagiannya menyatu dengan sebagian yang lain. Dan binatang-binatang itu
diciptakan-Nya dengan keadaan mampu melihat dan mendengar agar manusia dapat
mengambil manfaat darinya, untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dikehendaki
manusia. Masih kurangkah alasan untuk bersyukur?
Buku ini
mengangkat sub tema dengan berlandaskan satu atau beberapa ayat al-Quran yang
diuraikan dengan perumpamaan-perumpamaan yang mengajak nalar untuk menelisik
hal-hal yang tidak umum. Seperti menggambarkan semut yang memperoleh ilham
untuk berkumpul dan tolong menolong dalam mengumpulkan makanannya, dan
menyiapkannya untuk saat-saat ia tidak dapat keluar karena panas atau dingin.
Dan bagaimana ketika mereka membagi biji-bijan yang telah mereka kumpulkan
untuk menghindari biji-bijian itu tumbuh akibat kelembaban tanah. Sungguh Allah
Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Di akhir
bukunya, al-Ghazali mengajak untuk memperhatikan tentang keindahan dan
keajaiban penciptaan makhluk. Jika anda memikirkan sesuatu yang paling dekat
dengan Anda yaitu diri Anda sendiri maka Anda akan melihat padanya
keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda yang telah diingatkan, bahkan lebih dari
itu.
Kemudian
jika Anda benar-benar memperhatikan tempat Anda menetap, yaitu bumi, dan Anda
terus memikirkan tentang semua yang dijadikan di dalamnya dan di atasnya, yaitu
gunung-gunung yang tinggi, lautan-lautan yang meluap yang mengelilinginya,
sungai-sungai yang mengalir di atasnya, berjenis-jenis tumbuhan dan
pohon-pohonan yang tersebar, hewan-hewan berserakan di atasnya, dan hal-hal
lainnya yang dapat diambil sebagai pelajaran dan memikirkan luas jangkauannya,
maka Anda akan mengetahui kelemahn makhluk untuk meliputi semua arah dan sisinya.
Lalu
pikirkanlah bagaimana Anda dapat melihat matahari yang 160 kali lebih besar
dari bumi dan bintang yang 100 kali lebih besar dari bumi dan juga bulan yang
semua terhimpun dalam sebuah pandangan mata Anda, padahal mata itu kecil?
Dengan mata, Anda mengetahui jarak dan ketinggian benda itu dari Anda. Anda
tidak ragu bahwa dalam sekejab saja angkasa bergerak seperti planet, sehingga
gerakannya dalam sesaat 100 kali gerakan bumi atau lebih dari itu, namun Anda
tidak merasakannya.
Di
bagian akhir buku ini al-Ghazali juga mengarahkan pikiran kita untuk
memperhatikan hal-hal yang ghaib seperti penciptaan malaikat yang agung, apa
yang dikabarkan oleh Jibril as kepada Nabi SAW tentang Israfil, di mana Jibril
mengatakan, “Bagaimana jika engkau melihat Israfil. Sesungguhnya Arsy berada di atas pundaknya dan kedua
kakinya berada di ujung bumi yang paling bawah.”
Judul Buku : Keajaiban Penciptaan Makhluk
Judul Asli : Al-Hikmah fi Makhluqatil Azza wa Jalla
Karya : Imam Ghazali
Karya : Imam Ghazali
Penerjemah : Ali Yahya, S.Psi.
Penerbit : Zaituna, Jakarta
Cetakan : Pertama, April 2011
Tebal : 201 halaman
Penerbit : Zaituna, Jakarta
Cetakan : Pertama, April 2011
Tebal : 201 halaman
Tulisan ini juga dapat dibaca di Majalah Santunan Terbitan Kanwil Kemenag Provinsi Aceh.
Komentar
Posting Komentar